LAPORAN
PRAKTIKUM FLUIDA
“GAYA ANGKAT ZAT
CAIR”
ABSTRAK
Kami telah melaksanakan percobaan gaya angkat zat
cair pada hari kamis tanggal 17 April 2014 dengan tujuan untuk menyelidiki
gaya angkat dalam zat air. Metode yang
kami gunakan yakni menimbang benda di udara (W), setelah itu memasukkan benda
pada kedalaman tertentu sesuai dengan ketentuan yakni sebesar 2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Kemudian didapatkan berat benda dalam air (Wa).
Untuk mendapatkan besar Fa menggunakan rumus Fa= W-Wa. Hasil yang kami peroleh
bahwa Wa pada kedalaman 2 cm sebesar 0,9 dan Fa sebesar 0,1, Wa pada kedalaman
4 cm sebesar 0,8 dan Fa sebesar 0,2, sedangkan Wa pada kedalaman 6 cm, 8 cm,
dan 10 cm sebesar 0,7 dan Fa sebesar 0,3. Hasil tersebut yakni besar gaya
angkat zat cair dipengaruhi oleh volume
benda yang tercelup atau banyaknya fluida
yang dipindahkan oleh benda.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering
melihat perahu yang mengangkut orang atau barang dalam jumlah yang banyak namun
tidak tenggelam. Perahu sebagai suatu benda yang memiliki gaya dan air
merupakan fluida. Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat
pengaruh tekanan yang sangat kecil
atau sedikit saja.
Fluida memiliki dua
wujud yaitu cair
dan gas. Komponen yang
bekerja pada fluida
statis adalah gaya
angkat ke atas
dan tekanan hidrostatis. Gaya
angkat ke atas atau gaya apung adalah resultan gaya yang dilakukan terhadap
suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu tercelup. Jadi, gaya angkat ke atas dipengaruhi
oleh volume benda
yang tercelup ke
dalam zat cair.
Tekanan hidrostatis adalah tekanan
yang terjadi di
bawah air. Tekanan
ini terjadi karena adanya
berat air yang
membuat cairan tersebut
mengeluarkan tekanan. Pada penelitian ini
yang akan dibahas
yaitu pengaruh kedalaman suatu
benda terhadap gaya angkat ke atas (FA) pada zat cair.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah “bagaimana pengaruh
kedalaman terhadap gaya angkat air?”
C.
Tujuan
Untuk
menyelidiki gaya angkat dalam air
BAB
II
KAJIAN
TOERI
Fluida adalah zat yang
dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh tekanan yang sangat
kecil atau sedikit saja. Fluida memiliki
dua wujud yaitu cair dan gas. Komponen
yang bekerja pada fluida statis adalah
gaya angkat ke atas dan tekanan hidrostatis. Gaya
angkat ke atas atau gaya apung (buoyancy) adalah resultan gaya yang dilakukan terhadap suatu benda
oleh fluida statis tempat benda itu tercelup. Jadi, gaya angkat ke atas
dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup
ke dalam zat cair. Tekanan hidrostatis
adalah tekanan yang terjadi di bawah
air. Tekanan ini terjadi karena adanya
berat air yang membuat cairan tersebut
mengeluarkan tekanan. Hubungan antara tekanan hidrostatik dengan gaya
angkat terletak pada perbedaan kedalaman benda
tercelup, dimana benda yang tercelup akan mempengaruhi perbedaan
tekanan hidrostatis yang dialami benda, semakin
dalam benda tercelup maka semakin besar
tekanan hidrostatis yang dialami benda. Perbedaan tekanan
hidrostatis yang dialami benda mempengaruhi perbedaan gaya
angkat ke atas (FA) pada masing-masing benda.
Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah salah
satu gaya yang bekerja pada fluida. Gaya apung atau
gaya angkat ke atas adalah resultan gaya yang dilakukan
terhadap suatu benda oleh fluida statis
tempat benda itu terendam atau terapung. Gaya
apung selalu bereaksi vertikal ke atas, jadi tidak
mungkin terdapat komponen horizontal dari resultan gayanya.
Gaya-gaya yang bekerja pada permukaan tiap elemen
fluida berasal dari tekanan. Perlu ditegaskan bahwa tekanan adalah
besaran skalar, karena itu bekerja kesemua arah dengan harga yang
sama besar. Vektor luas selalu menunjukan
kearah yang normal terhadap permukaan, dan
besarnya sama dengan luas itu sendiri. Jadi, gaya
yang terjadi akibat tekanan adalah sebuah vektor yang
besarnya adalah hasil kali antara intensitas
tekanan dan luas. Gaya angkat zat cair juga tergantung pada massa jenis
fluida dan banyaknya fluida yang dipindahkan oleh benda.
FA = ρ g V
Keterangan:
FA = gaya apung ( N)
ρ = massa jenis fluida ( kg/m3)
g =
percepatan garvitasi ( m/s2)
V = volume benda yang
tercelup (m3)
Konsep gaya
angkat ke atas pertama kali
dikenal oleh ilmuan
yang bernama Archimedes yang
terkenal dengan prinsip Archimedes. Prinsip
Archimedes berbunyi “Ketika sebuah
benda tercelup seluruhnya atau sebagian
di dalam zat
cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya
apung) pada benda, dimana besarnya gaya ke atas (gaya apung)
sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan”. Secara
sistematis, prinsip archimedes dapat
ditulis sebagai berikut:
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang
tercelup dalam fluida
bisa diperoleh dengan menggunakan
metode menimbang benda di udara dan menimbang benda setelah dicelupkan
dalam fluida, maka gaya apung bisa
didapat menggunakan persamaan
berikut, Fa
= W – Wa. Dimana W
adalah berat benda
saat ditimbang di udara dan Wa
adalah berat benda saat ditimbang
di dalam fluida.
Berat benda pada saat diudara dan setelah terbenam
dalam air tawar. Ketika suatu benda memiliki berat 40 N jika
ditimbang di udara, dan memiliki berat 30 N jika ditimbang di dalam air. Dalam hal ini masa benda tidak berubah, namun yang berubah adalah resultan gayanya. Berkurangnya berat benda tersebut diakibatkan adanya gaya tekan
keatas dari air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada didalam air (force
of buoyancy), dengan arah kerja gayanya mengarah keatas, sedang garis kerja
gayanya segaris dengan garis kerja dari gaya berat benda.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A. Rancangan
Percobaan
Gambar. 3a. rancangan percobaan
B. Alat
dan Bahan
Alat :
-
Dasar statif 1 buah
-
Kaki statif 1 buah
-
Batang statif pendek 1 buah
-
Batang statif panjang 1 buah
-
Mistar 1
buah
-
Neraca pegas 1 buah
-
Balok pendukung 1 buah
-
Jepit penahan 1 buah
-
Gelas kimia 1 buah
-
Tabung plastik dengan tutup
Bahan :
-
Air 250
ml
C. Langkah-langkah
Percobaan
Rakitlah gambar sesuai dengan gambar di atas,
pasanglah balok pendukung pada batang statif panjang. Kemudian dengan memasang
jepit penahan pasanglah neraca pegas pada balok pendukung. Isi tabung plastik
dengan peluru (diatur sehingga 1N) dan gantungkan tabung tersebut pada neraca
pegas. Tuangkan 200 ml air ke dalam gelas kimia dan letakkan gelas kimia tepat
di bawah tabung plastik yang tergantung. Timbanglah berat tabung plastik
berpeluru di udara dengan neraca pegas, misalnya W. Turunkan balok pendukung,
sehingga alas tabung plastik berpeluru tercelup ke air sedalam 2 cm. Amati dan
catat hasil penunjukkan neraca pegas. Kemudian turunkan balok pendukung
kembali, sehingga alas tabung plastik berpeluru tercelup ke air sedalam 4 cm
lalu amati dan catat hasil penunjukkan neraca pegas. Dan lakukan langkah yang
sama sehingga alas tabung plastik berpeluru tercelup ke air sedalam 6 cm, 8 cm,
dan 10 cm.
BAB
IV
DATA
DAN ANALISIS
A.
Data
Penunjukkan
neraca pegas, wadah berpeluruh di udara = W
= 1 N
Wadah
berpeluruh tercelup ke air sampai sedalam
|
|||||
2
cm
|
4
cm
|
6
cm
|
8
cm
|
10
cm
|
|
Penunjukkan
neraca pegas (Wa)
|
0,9
|
0,8
|
0,7
|
0,7
|
0,7
|
Gaya
angkat Fa= W-Wa
|
0,1
|
0,2
|
0,3
|
0,3
|
0,3
|
B.
Analisis
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
diperoleh data yakni pada saat
wadah berpeluru ketika berada di udara mempunyai berat sebesar 1 N. Pada saat
wadah berpeluru tercelup ke dalam air sedalam 2 cm, berat wadah berpeluru yang
ditunjukkan oleh neraca pegas adalah sebesar 0,9 N. Hal ini berarti gaya angkat
air terhadap wadah berpeluru adalah sebesar 0,1 N. Pada saat wadah berpeluru
tercelup ke dalam air sedalam 4 cm, berat wadah berpeluru yang ditunjukkan oleh
neraca pegas adalah 0,8 N. Hal ini berarti gaya angkat air terhadap wadah
berpeluru adalah sebesar 0,2 N. Pada saat wadah berpeluru tercelup ke dalam air
sedalam 6 cm, 8 cm, dan 10 cm berat wadah berpeluru yang ditunjukkan oleh
neraca pegas adalah 0,7 N. Hal ini berarti gaya angkat air terhadap wadah
berpeluru adalah sebesar 0,3 N. Ketika wadah berpeluru
tercelup ke dalam air sedalam 6 cm, 8 cm, dan 10 cm maka wadah berpeluru tercelup air seluruhnya sehingga gaya angkat yang
diberikan air tehadap wadah berpeluru sama yaitu sebesar 0,3 N.
BAB V
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan didapat
bahwa pada saat tabung plastik berpeluru ketika berada di udara mempunyai berat sebesar 1 N. Ketika tabung plastik berpeluru dicelupkan ke dalam air sedalam 2 cm neraca pegas
menunjukkan 0,9 N. Hal ini dengan menggunakan rumus Fa =
W-Wa diperoleh data bahwa tabung plastik berpeluru mendapat gaya angkat sebesar 0,1 N. Ketika wadah
berpeluru dicelupkan ke dalam air sedalam 4 cm neraca pegas menunjukan 0,8 N.
Hal ini dengan menggunakan rumus Fa = W-Wa diperoleh data bahwa tabung plastik berpeluru mendapat gaya angkat sebesar 0,2 N. Dan ketika
wadah berpeluru dicelupkan ke dalam air sedalam 6 cm, 8 cm, dan 10 cm neraca pegas menunjukkan 0,7 N. Hal ini dengan menggunakan rumus Fa = W-Wa diperoleh data bahwa tabung plastik berpeluru mendapat gaya angkat sebesar 0,3 N. Data ini
sesuai dengan teori bahwa gaya angkat zat cair terjadi karena tekanan hidrostatis pada fluida bertambah apabila kedalamannya juga bertambah. Tekanan ini terjadi karena adanya
berat air yang membuat cairan tersebut
mengeluarkan tekanan. Hubungan antara tekanan hidrostatik dengan gaya
angkat terletak pada perbedaan kedalaman benda tercelup , dimana
benda yang tercelup akan mempengaruhi perbedaan tekanan
hidrostatis yang dialami benda. Sehingga semakin
dalam benda tercelup maka semakin besar
tekanan hidrostatis yang dialami benda. Maka gaya angkat ke atas dipengaruhi oleh volume
benda yang tercelup ke dalam zat
cair. Artinya semakin dalam posisi suatu benda di dalam zat cair
maka gaya angkat
zat cair akan semakin besar.
Bertambah
besarnya gaya angkat berbanding lurus dengan posisi kedalaman suatu benda dalam
zat cair. Namun pada saat tabung plastik berpeluru dicelupkan ke dalam air
sedalam 6 cm, 8 cm, dan 10 cm penunjukkan pada neraca pegas menunjukkan angka
yang sama. Hal ini berarti gaya angkat yang diberikan zat cair terhadap tabung
plastik berpuluru sama meskipun dalam posisi kedalaman yang berbeda. Dalam
teori menyebutkan bahwa FA = ρ g V artinya gaya angkat tergantung pada massa
jenis fluida dan volume benda yang tercelup atau banyaknya fluida yang dipindahkan
oleh benda. Dalam percobaan ini fluida yang digunakan adalah sama yaitu air
sehingga massa jenis fluida adalah
sama. Namun banyaknya fluida yang dipindahkan oleh benda berbeda. Ketika tabung
plastik berpeluru dicelupkan ke dalam air sedalam 2 cm, hanya sedikit dari
bagian alas tabung
plastik berpeluru yang tercelup ke dalam air yang
mendesak air sehingga air dipindahkan. Pada saat itu tabung plastik berpeluru
mendapatkan gaya angkat sebesar 0,1 N yang diperoleh berdasarkan rumus Fa = W-Wa. Ketika wadah
berpeluru dicelupkan ke dalam air sedalam 4 cm, bagian alas tabung plastik berpeluru yang
tercelup air lebih besar daripada bagian alas tabung plastik berpeluru yang tercelup air pada saat
dicelupkan sedalam 2 cm. Artinya volume tabung plastik berpeluru yang mendesak
air ketika dicelupkan sedalam 4 cm lebih besar daripada volume tabung plastik
berpeluru ketika dicelupkan sedalam 2 cm sehingga air dipindahkan. Pada saat
itu tabung plastik berpeluru mendapat gaya angkat sebesar 0,2 N yang diperoleh berdasarkan rumus Fa = W-Wa.
Ketika tabung plastik berpeluru dicelupkan kedalam air sedalam 6 cm, 8 cm, dan
10 cm, tabung plastik berpeluru tercelup seluruhnya ke dalam air sehingga volume tabung plastik
berpeluru yang medesak air dapat
memindahkan air yang sama besar. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa gaya angkat tergantung pada massa jenis fluida
dan banyaknya fluida yang dipindahkan oleh benda.
Pertanyaan Diskusi :
Sebuah batu
memiliki berat 30 N jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut ditimbang di
dalam air beratnya = 21 N. Jika massa jenis air adalah 1 g/cm3,
hitung massa jenis batu tersebut !
Jawab :
Diketahui : W =
30 N
Wa = 21 N
ρ air = 1 g/cm3 = 1 x 103 kg/m3
Ditanya : ρ batu =?
Jawab
: W =
ρ batu 9 x ρ batu = 30 ρ batu = 3,3 x 103 kg/m3
W – Wa ρ air
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah kami lakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa gaya angkat zat cair dipengaruhi oleh volume
benda yang tercelup atau banyaknya
fluida yang dipindahkan oleh benda.
Semakin besar volume benda yang tercelup dalam
zat cair, maka benda akan mendapat gaya angkat yang semakin besar pula.
Hal ini dibuktikan bahwa pada saat tabung plastik
berpeluru dicelupkan ke dalam air dengan kedalaman benda yang semakin besar
yakni dari 2 cm, 4 cm, dan 6 cm, maka tabung plastik
berpeluru mendapat gaya angkat semakin besar pula yaitu
sebesar 0,1 N, 0,2 N, dan 0,3 N. Selain itu ketika
tabung plastik
berpeluru tercelup seluruhnya yaitu pada kedalaman 6
cm, 8 cm, dan 10 cm, gaya angkat yang bekerja adalah sama yaitu sebesar 0,3 N.
Daftar Pustaka
Abidin D.K, Zaenal, Rif’ati Dina H, Yushardi._Pengaruh Bentuk Benda Dan Kedalaman
Terhadap Gaya Angkat Ke Atas (Fa) Pada Fluida Statis. Jember: Program
Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember.
TIM.2014. Panduan
Praktikum Fluida. Surabaya: Pendidikan Sains FMIPA Unesa.
http://sainsriris.blogspot.com/2012/05/gaya-angkat-zat-cair-laporan.html
diakses pada tanggal 21 April 2014 pukul 01.00 wib.
http://www.crayonpedia.org/mw/Hukum_Archimedes
diakses pada tanggal 21 April 2014 pukul 01.00 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar